Postingan kali ini saya pengen banget ngomongin sesuatu yang lain dari biasanya. Kali ini saya ingin sedikit bernostalgia dan mengingatkan kembali ke masa-masa ketika jaman belum tersentuh kemajuan teknologi seperti sekarang. Jaman ketika kabar dari sahabat jauh atau keluarga jauh begitu ditunggu-tunggu dengan segenap hati, jaman dimana waktu menunggu kabar tersebut terasa sangat lambat...... Kira-kita kurun waktu tahun 1997, masa itu penggunaan ponsel dan internet masih asing terdengar ditelinga anak-anak sekolahan, bahkan komputer hanya dapat dimengerti oleh orang-orang yang beruntung bisa bersentuhan dengannya.
Surat-menyurat, sahabat pena dan filateli, tiga kata itu dulu sangat dekat dengan kehidupan saya jaman masih ABG. Sebagian anak-anak ABG jaman saya masih dibangku SMP (tepatnya MTsN) punya hobi berkirim surat dengan teman-teman dari jauh atau istilah kerennya sahabat pena. Kami senang sekali mncari teman-teman baru yang jauh dipropinsi-propinsi lain di Indonesia, semakin banyak teman akan semakin menyenangkan. Cara mencari sahabat pena bermacam-macam, ada yang bertukar alamat sahabat pena dengan teman sekelas, mencari-cari alamat di tabloid ABG yang kemudian diajak berkenalan atau di acara televisi (acara ka Devi di TVRI, yg ada si Kumba, lupa nama acaranya). Saat itu hobi korespondensi sangat mudah, karna harga prangko untuk pengiriman surat lokal masih Rp. 300 dan kotak surat bisa dijumpai dibanyak tempat.
saya masih ingat dulu sempat punya sahabat pena dari Makasar, Bali, Samarinda, Timor Timur (yang sekarang sudah merdeka), Yogyakarta, dll. akan sangat menyenangkan bila bisa bertukar foto dengan teman-teman dari jauh ini. karna dulu biaya telpon mahal, walaupun bertukar nomor telpon rumah, itu cuma jadi pelengkap data. Bila hari lebaran tiba, kami saling berkirim kartu lebaran, ngga cuma dengan sahabat jauh dengan teman sekolah pun kami bertukar kartu lebaran.. Ah.... menyenangkan sekali mengenang saat itu.... surat-surat itu sekarang sudah ngga ada lagi, sudah ngga tu dimana rimbanya. Mungkin kalau ada diantara sahabat pena saya yang masih ingat dan membaca postingan ini, saya akan sangat senang sekali bisa menjalin hubungan persahabatan kembali. balasan adalah hal yang sangat menyenangkan. pulang sekolah yang lebih dulu ditanyakan adalah apakah pak pos datang hari ini?. Tapi sayang sekali
Berkirim surat tentu saja identik dengan prangko, salah satu jenis benda filateli. Prangko yang digunakan untuk berkirim surat biasanya akan kami koleksi, jadi prangko-prangko tersebut setelah digunakan tidak dibuang percuma. Dan ada sebagian yang memang sengaja dibeli untuk melengkapi koleksi, atau bertukar dengan teman. Saya juga sempat ikut klub filateli, lomba cerdas-cermat filateli dan lomba menyusun prangko yang rutin diadakan antar sekolah.
Ini nih koleksi prangko-prangko saya dari dulu hingga sekarang.......
Yang ini namanya SHP (Sampul Hari Pertama)
yaitu amplop yang menandakan penerbitan pertama sebuah prangko dengan desain sesuai seri prangko dan ada prangkonya disudut atas, didalam ada kerta berisi keterangan mengenai seri prangko tersebut.
yaitu amplop yang menandakan penerbitan pertama sebuah prangko dengan desain sesuai seri prangko dan ada prangkonya disudut atas, didalam ada kerta berisi keterangan mengenai seri prangko tersebut.
Tapi apa sih sebenarnya filateli itu dan bagaimana perkembangannya? berikut informasi mengenai dunia Filateli untuk teman-teman semua
Filateli adalah aktivitas atau hobi mengumpulkan prangko dan benda-benda pos lainnya seperti Sampul Hari Pertama. Pengumpulan benda-benda pos itu kebanyakan mengutamakan edisi lama, meski edisi baru juga ikut dikumpulkan. Semakin tua usia benda pos tersebut, maka harganya semakin tinggi. Di Indonesia, kegiatan Filateli mendapat dukungan dari PT Pos Indonesia. Disetiap kantor pos besar terdapat loket atau ruang filateli.Prangko adalah secarik kertas berperekat sebagai bukti telah melakukan pembayaran untuk jasa layanan pos, seperti halnya mengirim surat. Prangko ditempelkan pada amplop, kartu pos, atau benda pos lainnya sebelum dikirim. Pembayaran menggunakan prangko menjadi cara pembayaran yang paling populer dibanding cara lain, seperti menggunakan aerogram. Prangko pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 Mei 1840 di Britania Raya sebagai reformasi pos oleh Rowland Hill. Oleh karena itu sampai sekarang Britania Raya mendapat perlakuan khusus. Negara ini adalah satu-satunya negara yang tidak perlu mencantumkan nama negara di atas prangko.
The Penny Black, prangko pertama di dunia, dari tahun 1840
Dengan menempelkan prangko pada sepucuk surat berarti biaya pengiriman surat tersebut telah dilunasi oleh pengirim surat dan sebagai imbalannya Dinas Pos berkewajiban menyampaikan surat tersebut kepada alamatnya di tempat tujuan.
Kegiatan surat menyurat dan sistem perposan sebearnya sudah dikenal manusia sebelum dikenalnya prangko. Dan setiap pemerintahan membangun sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan sistem perposan. Sebagai contoh, Jalan Raya anyer-panarukan yang dibangun oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels dikenal dengan nama Jalan Pos Raya.
Prangko pertama yang merupakan hasil gagasan Sir Rowland Hill diterbitkan di Inggris pada tanggal 6 Mei 1840 dan merupakan prangko pertama dunia. Prangko tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Memuat gambar kepala Ratu Victoria.
- Dicetak dalam warna hitam.
- Memuat kata POSTAGE di sebelah atasnya.
- Memuat kata-kata ONE PENNY di sebelah bawahnya.
Kisah timbulnya gagasan untuk menerbitkan prangko oleh Sir Rowland Hill ternyata cukup menarik. Suatu ketika dilihatnya seorang pengantar menyerahkan sepucuk surat kepada seorang gadis. Sejenak setelah mengamati surat itu dengan teliti, gadis itu pun segera mengembalikan surat itu kepada pengantar pos dan menolak melunasi biaya pengiriman surat dengan alasan bahwa ia tidak punya uang.
Sir Rowland Hill mendekati gadis seraya bertanya apa sebab ia menolak menerima surat tersebut. Jawaban gadis tersebut ternyata mengejutkan. Surat yang ternyata datang dari kekasihnya itu memuat beberapa tanda/kode yang hanya diketahui oleh mereka berdua. Tanpa harus membuka surat itu pun gadis tersebut telah tahu apa sebenarnya maksud/isi surat. Jadi, buat apa ia harus susah-susah membayar ongkos kirim surat.
Hal ini membuat Sir Rowland gusar, karena bila hal tersebut sering terjadi, alangkah ruginya dinas pos dan juga bagaimana nasib karyawan yang bekerja didalamnya.
Selain kasus diatas, yang membuat Sir Rowland juga memikirkan prangko adalah ketika Sir Rowland menekuni bidang perpajakan dan ilmu administrasi, sekaligus mengamati perkembangan sosial ekonomi di Inggris pada masa itu.
Pada tahun 1930, ketika negara Inggris berkembang menjadi negara industri, transportasi mengalami kemajuan yang cukup menggembirakan. Jalan kereta api mulai membentang dari Barat ke Timur dan dari Utara ke Selatan. Pada waktu itu, Rowland Hill memikirkan bagaimana mendapatkan pemasukan uang untuk kaskerajaan dari pajak pengiriman surat-surat. Bahkan pikiran dari pajak pengiriman surat-surat. Bahkan pikiran Rowland Hill juga diganggu dengan pemberian hak bagi anggota Majelis Rendah dan Majelis Tinggi dalam parlemen untuk dapat mengirim surat secara cuma-cuma tanpa batas selain itu sistem pembayaran biaya pengiriman surat oleh penerima juga banyak merugikan dinas pos. Hal tersebut dilihat oleh Rowland Hill sebagai suatu pemborosan dan sangat merugikan kas kerajaan.
Oleh karena itu, pada tahun 1837 Rowland Hill mengajukan usul ke parlemen yang antara lain mengemukakan hal-hal sebagai berikut.
-Ongkos pengiriman surat harus diturunkan, dengan turunnya ongkos pengiriman surat, diharapkan terjadi peningkatan jumlah surat yang dikirim
-Untuk lebih merangsang masyarakat agar saling berkirim surat, perlu ditetapkan tarif pos yang seragam dengan tidak memandang jarak tempuh surat tersebut.
-Untuk menghindari penyalahgunaan biaya pengiriman surat, biayanya harus dibayar dimuka dengan menempelkan secarik kertas tanda pelunasan yang saat ini kita kenal sebagai perangko.
Pemikiran ini awalnya mendapat tentangan dari Parlemen. Namun empat tahun kemudian tepatnya pada tahun 1840 usul Rowland Hill diterima Parlemen. Dari sinilah kemudian lahir prangko, carik kertas kecil yang dipakai sebagai tanda pelunasan pengiriman surat.Perkembangan Perangko di Seluruh Dunia
Setelah Inggris menerbitkan prangko pada tahun 1840, beberapa negara-negara lain pun segera mengikutinay antara lain Zurich, Geneva, Basel (ketiganya di Swiss), Mauritius, Perancis, Bavaria, Amerika Serikat dan Brazilia.Pemerintah Hindia Belanda yang waktu itu menguasai seluruh Nusantara, pada tanggal 1 April 1864, menerbitkan prangko pertama kali. Prangko Hindia Belanda yang baru lahir itu berwarna merah anggur dengan harga nominal 10 sen dan menampilkan gambra Raja Willem III.
Jenis-jenis Perangko
1. Prangko Definitif, Peringatan, Istimewa dan Amal
a. Prangko DefinitifPrangko definitif atau prangko biasa yaitu prangko yang penerbitannya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan prangko sehari-hari, tidak ada kaitannya dengan suatu kejadian atau peristiwa. Prangko tersebut terdiri dari beberapa pecahan harga mulai dari harga nominal rendah sampai yang harga nominal tinggi. Oplah cetak untuk tiap pecahan harga juga tidak sama tergantung mana yang lebih banyak digunakan. Prangko jenis ini apabila persediaannya menipis akan dicetak ulang sesuai dengan kebutuhan. Masa jual prangko tersebut tidak terbatas sampai ada instruksi dari Pemerintah. Contohnya adalah :
1. Prangko seri Hewan (1956) 2. Prangko seri Alat musik (1967) 3. Prangko seri Presiden Soekarno 4. Prangko seri Presiden Soeharto 5. Prangko seri PELITA (Pembangunan Lima Tahun)
b. Prangko Peringatan
Prangko peringatan yaitu prangko yang penerbitannya dikaitkan dengan suatu kejadian atau peristiwa dan dimaksudkan untuk memperingati kejadian atau peristiwa, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Contoh dari prangko ini adalah
1. 100 tahun Prangko Indonesia 2. 10 tahun konfrensi Asia Afrika 3. 100 tahun Phalaeoantrhropologi Indonesia 4. 25 tahun ASEAN
c. Prangko Istimewa
Perangko Istimewa yaitu prangko yang penerbitannya dimaksudkan untuk menarik perhatian masyarakat baik di dalam maupun di luar negeri mengenai kegiatan-kegiatan yang dilancarkan oleh Pemerintah dalam berbagai bidang, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Contohnya adalah :
1. Prangko seri pariwisata 1988 2. Prangko seri Flora 1989 3. Prangko seri Fauna 1989 4. Prangko seri World Cup Italia 1990
d. Prangko Amal
Prangko Amal yaitu prangko yang penerbitannya dimaksudkan untuk menghimpun dana bagi kepentingan amal dan dijual dengan harga tambahan. Pendapatan dari hasil penjualan prangko ini setelah dikurangi dengan harga prangko, ongkos pembuatan dan ongkos lainnya kemudian disumbangkan kepada suatu badan amal yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Contohnya adalah :
1. Prangko Hari Sosial III (1960) 2. Prangko Hari Sosial IV (1961)
Prangko peringatan, prangko istimewa dan prangko amal masa jualnya di kantor pos terbatas yaitu selama tahun penerbitan ditambah 2 tahun, sedangkan masa berlakunya selama tahun penerbitan ditambah lima tahun.
2. Prangko untuk tujuan khusus
Selain prangko-prangko tersebut di atas masih ada prangko-prangko yang diterbitkan untuk tujuan khusus yaitu prangko Pos Kilat, prangko Pos Udara, prangko Dinas, prangko Ekspres dan prangko Pos Udara Ekspres. Prangko-prangko tersebut sudah tidak lagi berlaku untuk pemrangkoan dan tidak diterbitkan lagi.
Bentuk, ukuran dan komposisi prangko
Pada mulanya prangko-prangko diterbitkan dalam bentuk persegi panjang sesuai dengan bingkai potret raja (yang dijadikan gambar prangko) dari negara penerbitnya. Kemudian digunakan bentuk persegi panjang mendatar yang lebih serasi untuk prangko-prangko peringatan. Beberapa bentuk prangko diantaranya ialah bentuk bujur sangkar yang pertama kali dipergunakan oleh Bavaria pada tahun 1849, bentuk segitiga yang pertama kali dipergunakan oleh Cape of Good Hope (Afrika Selatan) pada tahun 1853, bentuk segi delapan dipergunakan Yunani pada tahun 1898 dan masih ada lagi bentuk-bentuk lainnya.Prangko-prangko yang pernah digunakan di Indonesia diterbitkan dalam bentuk persegi panjang, segiempat sama sisi dan segitiga sama sisi (terbitan pemerintah Hindia Belanda).
Ukuran Prangko
Pada mulanya prangko-prangko dibuat sepraktis munkin, tidak terlalu besar tetapi juga tidak terlalu kecil. Prangko-prangko pertama kebanyakan diterbitkan dalam ukuran 25 x 18 mm. Kemudian ukurannya disesuaikan denga kebutuhan penerbitannya.Prangko terkecil adalah prangko Mecklenburg Scwein (Jerman) yang diterbitkan pada tahun 1856 berukuran 9 x 9 mm, sedangkan prangko terbesar adalah prangko Amerika Serikat yang diterbitkan pada tahun 1856 berukuran 53 x 97 mm.
Umumnya prangko-prangko yang harga nominalnya lebih tinggi diterbitkan lebih besar daripada yang harga nominalnya rendah seperti halnya dengan prangko-prangko terbitan Hindia Belanda, Inggris dan Belanda.
Komposisi Prangko
Komposisi prangko atau susunan prangko biasanya berjajar, satu dengan yang lainnya dipisahkan dengan perforasi dan dalam satu lembar (sheet) terdapat prangko dengan desain dan harga nominal yang sama. Namun dewasa ini beberapa negara termasuk Indonesia telah menerbitkan prangko bergandengan yaitu beberapa macam prangko dicetak menjadi satu sehingga membentuk suatu kesatuan prangko. Setiap prangko memuat harga nominal sendiri-sendiri dan antara prangko yang satu dengan prangko yang lainnya diberi perforasi sehingga mudah dipisahkan. Termasuk dalam katagori prangko bergandengan ialah :1. Prangko Se-tenant
Beberapa prangko yang dicetak bergandengan dan keseluruhannya membentuk sebuah gambar yang utuh.Contoh prangko seri Borobudur 1868, Olimpiade Mexico 1968, Seni Lukis Tradisional 1981, Bangsa Peduli Lingkungan 1993.
Beberapa prangko yang masing-masing memuat gambar yang berlainan, tetapi dicetak bergandengan. Contoh Prangko seri Amphilex 1971, Sensus Ekonomi 1986 dan Cinta Puspa dan Satwa 1993.
2. Tete-Beche
Dua keping dicetak bergandengan yang satu terletak terbalik terhadap yang lainnya. Apabila letak 2 prangko tersebut berdampingan, maka disebut tete-beche horizontal, dan apabila letak 2 prangko tersebut yang satu berada di bawah yang lainnya, maka disebut tete-beche vertikal.
3. Gutter-Pair
Antara dua perangko terdapat satu bidang berbentuk prangko tanpa harga nominal dan tidak dapat digunakan untuk harga nominal dan ridak dapat digunakan untuk melunasi biaya pengeposan. Pada bidang tersebut biasanya dimuat suatu pesan khusus, logo, atau disain lain yang menarik.
Prangko seri "100 Tahun Museum Zoologicum Bogoriense" dengan harga nominal Rp 1000,- (1994).
Data Teknis Prangko
1. Teknik Pencetakan PrangkoPada umumnya prangko dicetak oleh percetakan negara. Di Indonesia, prangko dicetak oleh Perum Peruri. Dewasa ini, pencetakan dilakukan dengan menggunakan mesin-mesin modern namun secara garis besar tetap mengikuti prinsip-prinsip dibawah ini.
a. Cetak tinggi (typography) b. Cetak dalam (engraving) c. Cetak rata (lithography) d. Cetak limpah (offset)
Dalam keadaan darurat, ada prangko-prangko yang dicetak dengan klise terdiri dari huruf-huruf lepas (typeset) seperti halnya orang mencetak kartu nama sebagai contoh prangko yang dikeluarkan oleh Malta pada tahun 1925. Kadang-kadang masih disetai klise gambar seperti pada prangko milik British Guiana (1856) yang merupakan prangko termahal di dunia. Prangko-prangko yang dicetak dengan menggunakan cetaktindih umumnya menggunakan typeset sebagai contoh prangko edisi RIS, RIAU, UNTEA.
Umumnya ada prangko-prangko yang tercetak menyimpang dari prangko umumnya. Karena jumlahnya sedikit, prangko-prangko yang cetakannya menyimpang menjadi incaran para filatelis, karena langka dan harganya sangat mahal. Sebagai gambaran bila prangko yang bergambar penari piring tercetak dengan piring yang menghadap ke atas, maka ada prangko yang bergambar penari piring tercetak dengan piring yang menghadap ke bawah, dan prangko inilah yang kemudian menjadi incaran para kolektor.
2. Kertas
Dewasa ini prangko dicetak pada kertas putih, tetapi ada juga yang dicetak pada kertas berwarna dengan maksud tertentu. Kertas juga menggambarkan masa atau negara mana yang mengeluarkan prangko tersebut.
3. Perekat
Ada prangko-prangko yang sudah diberi perekat, namun umumnya prangko di Indonesia diterbitkan tidak diberi perekat.
4. Gambar
Sebagai identitas negara, maka prangko-prangko diterbitkan dengan gambar kepala negara, raja atau tokoh terkenal suatu negara, kemudian memuat angka tahunatau harga nominal dengan hiasan seperlunya. Namun demikian selain gambar tokoh atau kepala negara, prangko diterbitkan dengan gambar-gambar lain sebagai sarana promosi, peringatan atau lainnya.
5. Nama negara
Prangko memuat nama negara, ada yang memuat nama resmi negara baik dalam bahasa inggris atau bahasa resmi negaranya, ada yang memuat dua bahasa seperti prangko Belgia, Kanada, Afrika Selatan, Srilanka dan Finlandia, bahkan ada yang mempergunakan 3 bahasa seperti Cyprus dan Israel. Swiss menggunakan nama latinnya "Helvetia".
Nama-nama negara ada juga yang disingkat sebagai contoh DDR (Jerman Timur), CCCP (Uni Sovyet), RSA (Afrika Selatan), UAR (Mesir), USA (Amerika Serikat) dan lain sebagainya. Di Indonesia, pada masa revolusi, prangko-prangko Hindia Belanda dan Jepang dicetak tindih dengan NRI.
Adakalanya prangko-prangko yang sama digunakan 2 atau 3 negara bersama-sama, sehingga nama negaranya dicantumkan bersama seperti Rhodesia-Nyassa dan Kenya-Uganda-Tanganyika.
6. Teks
Dari teks yang terdapat pada prangko dapat diketahui bahwa beberapa prangko tertentu diterbitkan untuk keperluan khusus misalnya prangko dengan teks "Pos Udara", "Dinas" dan lain lain.
7. Warna 8. Tanda Air
Tanda air atau watermark adalah identitas yang diberikan oleh pembuat kertas berharga seperti uang, prangko atau sertifikat. Watermark adalah gambar yang khusus dilihat bila kertas tersebut dibentangkan cahaya atau detektor khusus, hal ini digunakan untuk menghindari pemalsuan.
Prangko yang dikeluarkan oleh persemakmuran Inggris bertanda air "mahkota" yang bentuknya berlainan dan memakai huruf CC (Crown Colony) atau CA (Crown Agency). Prangko-prangko Jepang bertanda air garis-garis gelombang dan prangko Belanda bertanda air lingkara-lingkaran kecil, Jerman menggunakan garis-garis silang. Selain itu, gambar lambang negara juga diguanakan sebagai tanda air prangko. Prangko Republik Indonesia tidak bertanda air , hanya seri porto 1950 cetak tindih pada prangko Ned. Indie (Nederland Indie atau Hindia Belanda) bertanda air C of A karena prangko tersebut dicetak di Australia dengan kertas prangko negara tersebut yang bertanda air Cof A (Commonwealth of Australia).
Prangko-prangko pada zaman revolusi Indonesia ada yang dicetak pada kertas bertanda air "Padalarang" atau "Made in USA" (1949).
9. Perforasi
Perforasi merupakan baris lubang-lubang diantara deretan prangko dalam lembaran, diadakan dengan maksud agar prangko-prangko tersebut mudah disobek. Preforasi yang disobek merupakan "gigi-gigi" pada prangko.
Perforasi pada prangko diberlakukan oleh Archer di Inggris pada tahun 1864, sebelumnya prangko diterbitkan tanpa perforasi sehingga untuk menggunakan, prangko tersebut perlu digunting dari lembarannya. Prangko tanpa perforasi memiliki harga yang lebih mahal daripada prangko dengan jenis yang sama yang diterbitkan tanpa gigi.
Perforasi ada 3 macam
a. Perforasi baris b. Perforasi sisir c. Perforasi blok
perforasi sendiri tidakhanya berbentuk lubang, tetapi dapat berbentuk :
a. Tusuk Jarum (pin perporation) b. Tusuk pisau (roulette)
10. Cetaktindih
Prangko yang sudah beredar kemudian diberi tanda cetakan lagi disebut cetak tindih. Kadang-kadang tambahan cetakan ini dilakukan dengan mesin cetak yang sederhana yang dapat menimbulkan bermacam-macam perbedaan, penyimpangan dan kesalahan. Adapula yang hurufnya rusak (cetak tindih UNTEA 1962) . Adapula yang dilakukan dengan cap tangan/cap karet (Pendudukan Jepang dan masa Revolusi Indonesia). Prangko-prangko yang diberi cetak tindih berjumlah lebih sedikit daripada prangko aslinya, sehingga nilainya menjadi lebih tinggi dan menjadi incaran kolektor, dengan cetak tindih yang ada, para kolektor dapat memahami peristiwa sejarah yang dialami suatu negara atau wilayah. Umumnya, cetaktindih dilakukan secara darurat atau lokal oleh kantor pos setempat.
Cetak tindih dilakukan antara lain.
1. Perubahan harga nominal yang mendadak
Biasanya bila terjadi perubahan tarif pos untuk menghabiskan persediaan lama yang masih banyak. Sebagai contoh pada Desember 1965 prangko Indonesia dibubuhi cetak tindih "sen" menggantikan "rupiah" berhubung revaluasi mata uang rupiah. Pada masa revolusi, prangko di Sumatera banyak sekali prangko yang harga nominalnya diberi tindihan.
2. Digunakan untuk daerah tertentu
Sebagai contoh prangko "RIAU" (1954-1960) dan "IRIAN BARAT" (1963-1970) yang masing masing memakai mata uang Str $ (Strait Dollar) dan Gulden.
3. Untuk keperluan khusus
Prangko-prangko tersebut dicetak untuk keperluan khusus dimana tidak sempat diterbitkan prangkonya, sebagai contoh prangko Seri Bencana Alam (1953) dan 1961, cetak tindih "Pos Udara" pada prangko Sumatera dan cetak tindih "Resmi" pada serti Cetakan Wina.
4. Merubah nama negara
Pada pergantian kekuasaan dari tangan Belanda ke tangan Jepang (1942) prangko Hindia-Belanda dibubuhi cetaktindih Jepang, ada yang dilakukan secara setempat atau darurat dan ada pula yang dilakukan secara mekanis di kota-kota besar. Jenisnya banyak sekali. Di Indonesia Timur oleh Angkatan Laut (Kaigun) dan di Jawa dan Sumatera oleh Angkatan Darat (Rikugun).
Pada tahun 1945 cetak tindih "R.I.", "N.R.I.", "Rep. Indonesia", "Republik Indonesia" diterakan pada :
a. Prangko Hindia (Nederl. Indie) b. Prangko Hindia Blanda yang sudah dibubuhi cetaktindih oleh Jepang; c. Prangko yang diterbitkan oleh Jepang sendiri.
5. Cetaktindih sebagai peringatan
Prangko Cetakan Wina antara lain dibubuhi cetak tindih :
- "Merdeka Djokjakarta 6 Djuli 1949" - "Republik Indonesia Serikat 27 Des. 1949"
6. Untuk pemerintahan peralihan
Di Irian Jaya (Papua), prangko "Nederl. Nieuw Guinea" selama pemerintahan peralihan oleh PBB dibubuhi cetak tindih UNTEA (United Nations Temporary Executive Authority) yang berlaku mulai Oktober 1962 sampai Maret 1963. Cetak tindih tersebut dilakukan di Holandia (Jayapura) dan di Haarlem (Nederland).
Cetak tindih di dalam dunia filateli dikenal 2 macam istilah yaitu
a. Surcharge
Cetak tindih yang dibubuhi akan berakibat pada perubahan harga pada prangko aslinya.
b. Overprint
Yakni, jika cetaktindih hanya dimaksudkan untuk mengubah nama negara untuk peringatan dan sebagainya yang tidak ada kaitannya dengan perubahan harga.
Sumber : Wikipedia
Perangko paling mahal didunia
Sangat sedikit perangko yang harganya diatas USD$ 0.5 juta. Perangko-perangko ini biasanya sangat tua dan sangat jarang. Ada beberapa faktor yang membuat harganya amat mahal. Yang terpenting adalah karena keberadaannya sangat jarang (berapa jumlah yang masih ada), kesalahan pencetakan (ada bagian yang tidak tercetak, perletakan yang kacau, perforasi yang salah, dsb), umur (kapan perangko tersebut dicetak), terpakai atau tidak (apakah ada cap atau stempel kantor pos), ada bekas lipatan atau tidak (karena pernah dilipat atau digulung dengan kertas) dan kondisi keseluruhan . Ada banyak lagi perangko mahal didunia yang dimiliki oleh para kolektor perangko (Philatelist). Mungkin mereka harganya sangat mahal, tetapi karena 30 tahun terakhir ini tidak pernah ada perangko yang dilelang di tempat lelang barang berharga, keberadaan mereka dan perkiraan harganya sangat sulit untuk ditentukan. Perangko-perangko berikut ini sangat terkenal dan selalu dibahas dalam buku atau website.
Perhatikan gambar pesawat Stealth F-117 yang terbalik
(manipulasi foto dengan Photoshop)
Sailing Ship British Guyana
One Cent Black Magenta - British Guyana - 1856
One Cent Black Magenta - British Guyana - 1856
Diatas USD$ 3 juta
Jumlah dicetak: tidak diketahui
Yang ada saat ini: 1
Sejarah:
Koloni Inggris Guyana kehabisan perangko pada tahun 1856. Sambil menunggu pengiriman perangko yang baru dari London, Gubernur Guyana saat itu memerintahkan koran lokal untuk mencetak secukupnya perangko seharga 1 sen dan 4 sen. Perangko-perangko tersebut dicetak diatas kertas kasar dengan ukuran yang aneh bersegi delapan. Pada tahun 1973 seorang anak menemukan perangko ini diatas loteng rumahnya. Perangko tersebut dijual kepada keluarga Dupont pada tahun 1980 dengan harga hanya dibawah USD$ 1 juta
Koloni Inggris Guyana kehabisan perangko pada tahun 1856. Sambil menunggu pengiriman perangko yang baru dari London, Gubernur Guyana saat itu memerintahkan koran lokal untuk mencetak secukupnya perangko seharga 1 sen dan 4 sen. Perangko-perangko tersebut dicetak diatas kertas kasar dengan ukuran yang aneh bersegi delapan. Pada tahun 1973 seorang anak menemukan perangko ini diatas loteng rumahnya. Perangko tersebut dijual kepada keluarga Dupont pada tahun 1980 dengan harga hanya dibawah USD$ 1 juta
3 Skilling Sverige
Yellow - Sweden - 1885
Yellow - Sweden - 1885
Diatas USD$ 2.7 juta Jumlah dicetak: tidak diketahui:
Yang ada saat ini: 1
Sejarah:
Kesalahan dalam pencetakan yang tidak diketahui penyebabnya menyebabkan perangko ini menjadi perangko termahal dan paling unik didunia. Sebuah perangko seharga 3 Skilling yang biasanya dicetak diatas kertas hijau, tidak sengaja tercetak diatas kertas kuning. Seorang anak sekolah menemukan perangko ini pada koleksi ayahnya. Sejauh ini hanya diketemukan hanya satu perangko ajaib semacam ini yang terjual seharga USD$ 2.3 juta pada tahun 1996.
Kesalahan dalam pencetakan yang tidak diketahui penyebabnya menyebabkan perangko ini menjadi perangko termahal dan paling unik didunia. Sebuah perangko seharga 3 Skilling yang biasanya dicetak diatas kertas hijau, tidak sengaja tercetak diatas kertas kuning. Seorang anak sekolah menemukan perangko ini pada koleksi ayahnya. Sejauh ini hanya diketemukan hanya satu perangko ajaib semacam ini yang terjual seharga USD$ 2.3 juta pada tahun 1996.
Post Office
1 and 2 Penny - Mauritius - 1847
1 and 2 Penny - Mauritius - 1847
Diatas USD$ 2 juta
Jumlah dicetak: 200
Yang ada saat ini: 30
Yang ada saat ini: 30
Sejarah:
Gubernur koloni Inggris di Mauritius menyewa seorang pembuat jam untuk mencetak dua perangko pertama kepulauan itu. Sipembuat jam membuat 200 buah perangko 1 penny, dan 200 buah perangko 2 penny. Belakangan Gubernur menemukan bahwa si pembuat jam membuat kesalahan, karena mencetak 'Post Office' bukannya 'Post Paid' pada kedua tipe perangko tersebut. Sialnya, hampir semua perangko tersebut telah terjual. Pada tahun 1993 sebuah amplop yang ditempeli perangko 1 and 2 penny tersebut laku dengan harga USD$ 3.8 juta
Gubernur koloni Inggris di Mauritius menyewa seorang pembuat jam untuk mencetak dua perangko pertama kepulauan itu. Sipembuat jam membuat 200 buah perangko 1 penny, dan 200 buah perangko 2 penny. Belakangan Gubernur menemukan bahwa si pembuat jam membuat kesalahan, karena mencetak 'Post Office' bukannya 'Post Paid' pada kedua tipe perangko tersebut. Sialnya, hampir semua perangko tersebut telah terjual. Pada tahun 1993 sebuah amplop yang ditempeli perangko 1 and 2 penny tersebut laku dengan harga USD$ 3.8 juta
Benjamin Franklin Z Grill
1 Cent - USA - 1867
1 Cent - USA - 1867
Diatas USD$ 1.5 juta
Jumlah dicetak: tidak diketahui
Yang ada saat ini: 2
Sejarah:
Perangko 1 sen ini dilengkapi dengan huruf Z timbul. Alasannya adalah bahwa tinta stempel dapat meresap kedalam kertas, sehingga membuat kesulitan orang yang mencoba untuk menghapus cap kantor pos, agar perangko dapat digunakan lagi. Diketahui masih ada dua lembar perangko macam ini. Yang terakhir dijual tahun 1988 seharga USD$ 930 ribu.
Perangko 1 sen ini dilengkapi dengan huruf Z timbul. Alasannya adalah bahwa tinta stempel dapat meresap kedalam kertas, sehingga membuat kesulitan orang yang mencoba untuk menghapus cap kantor pos, agar perangko dapat digunakan lagi. Diketahui masih ada dua lembar perangko macam ini. Yang terakhir dijual tahun 1988 seharga USD$ 930 ribu.
Hawaiian Missionaries
2,5 and 13 Cent - Hawaii - 1851
2,5 and 13 Cent - Hawaii - 1851
Diatas USD$ 0.5 juta
Jumlah dicetak: tidak diketahui
Yang ada saat ini: 16
Yang ada saat ini: 16
History:
Perangko ini awalnya dipakai oleh para misionari untuk mengirim surat kerumah. Hampir semua perangko ini sudah lenyap karena kualitas kertasnya amat jelek. Perangko 2 sen adalah yang paling mahal dan jarang, karena tinggal 16 yang diketahui keberadaannya
Perangko ini awalnya dipakai oleh para misionari untuk mengirim surat kerumah. Hampir semua perangko ini sudah lenyap karena kualitas kertasnya amat jelek. Perangko 2 sen adalah yang paling mahal dan jarang, karena tinggal 16 yang diketahui keberadaannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar