Senin, 21 November 2011

Korespondensi dan Filateli

Postingan kali ini saya pengen banget ngomongin sesuatu yang lain dari biasanya. Kali ini saya ingin sedikit bernostalgia dan mengingatkan kembali ke masa-masa ketika jaman belum tersentuh kemajuan teknologi seperti sekarang. Jaman ketika kabar dari sahabat jauh atau keluarga jauh begitu ditunggu-tunggu dengan segenap hati, jaman dimana waktu menunggu kabar tersebut terasa sangat lambat...... Kira-kita kurun waktu tahun 1997, masa itu penggunaan ponsel dan internet masih asing terdengar ditelinga anak-anak sekolahan, bahkan komputer hanya dapat dimengerti oleh orang-orang yang beruntung bisa bersentuhan dengannya. Facebook, Twitter, E-Mail adalah kata-kata asing dan belum pernah didengar waktu itu (paling tidak saya hehe)

Surat-menyurat, sahabat pena dan filateli, tiga kata itu dulu sangat dekat dengan kehidupan saya jaman masih ABG. Sebagian anak-anak ABG jaman saya masih dibangku SMP (tepatnya MTsN) punya hobi berkirim surat dengan teman-teman dari jauh atau istilah kerennya sahabat pena. Kami senang sekali mencari teman-teman baru yang jauh dipropinsi-propinsi lain di Indonesia, semakin banyak teman akan semakin menyenangkan. Cara mencari sahabat pena bermacam-macam, ada yang bertukar alamat sahabat pena dengan teman sekelas, mencari-cari alamat di tabloid ABG yang kemudian diajak berkenalan atau di acara televisi (acara ka Devi di TVRI, yg ada si Kumba, lupa nama acaranya). Saat itu hobi korespondensi sangat mudah, karna harga prangko untuk pengiriman surat lokal masih Rp. 300 dan kotak surat bisa dijumpai dibanyak tempat.


Saya masih ingat dulu sempat punya lebih dari 100 orang sahabat pena dari Makasar, Bali, Samarinda, Timor Timur (yang sekarang sudah memisahkan diri), Yogyakarta, dll. akan sangat menyenangkan bila bisa bertukar foto dengan teman-teman dari jauh ini. karna dulu biaya telpon mahal, walaupun bertukar nomor telpon rumah, itu cuma jadi pelengkap data. Bila hari lebaran tiba, kami saling berkirim kartu lebaran, ngga cuma dengan sahabat jauh dengan teman sekolah pun kami bertukar kartu lebaran.. Ah.... menyenangkan sekali mengenang saat itu.... surat-surat itu sekarang sudah ngga ada lagi, sudah ngga tu dimana rimbanya. Mungkin kalau ada diantara sahabat pena saya yang masih ingat dan membaca postingan ini, saya akan sangat senang sekali bisa menjalin hubungan persahabatan kembali. balasan adalah halyang sangat menyenangkan. pulang sekolah yang lebih dulu ditanyakan adalah apakah pak pos datang hari ini? Sayang sekali tradisi sahabat pena sekarang sudah tergusur oleh kemajuan teknologi yang lebih memudahkan orang-orang dalam berkomunikasi dan berbagi informasi dengan cara instan.

Berkirim surat tentu saja identik dengan prangko, salah satu jenis benda filateli. Prangko yang digunakan untuk berkirim surat biasanya akan kami koleksi, jadi prangko-prangko tersebut setelah digunakan tidak dibuang percuma. Dan ada sebagian yang memang sengaja dibeli untuk melengkapi koleksi, atau bertukar dengan teman. Saya juga sempat ikut klub filateli, lomba cerdas-cermat filateli dan lomba menyusun prangko yang rutin diadakan antar sekolah.

Ini nih koleksi prangko-prangko saya dari dulu hingga sekarang.......







Yang ini namanya SHP (Sampul Hari Pertama)
yaitu amplop yang menandakan penerbitan pertama sebuah prangko dengan desain sesuai seri prangko dan ada prangkonya disudut atas, didalam ada kerta berisi keterangan mengenai seri prangko tersebut.



Artikel Terkait :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...