Selasa, 22 Februari 2011

Cara Mudah Cegah Stretchmarks dan Selulit



Olahraga, makan dengan pola gizi seimbang, dan mengontrol berat badan adalah kunci efektif mencegah stretchmarks dan selulit.

Stretchmarks dan selulit sepertinya sudah melekat dengan ibu hamil. Keduanya membuat penampilan kulit di perut dan sekitar panggul jadi tidak sedap dipandang mata. Stretchmarks kerap muncul pada trimester 2 dan 3, saat perut ibu mengalami pembesaran seiring dengan bertambah besarnya janin. Memang tidak melulu pada ibu yang sedang hamil saja stretchmarks muncul, orang yang mengalami kegemukan pun kerap mengalami gangguan kulit ini.

Demikian pula dengan selulit. Kehamilan bisa memperburuk keadaan selulit karena adanya perubahan hormonal yang mempengaruhi deposit lemak di kulit. Umumnya selulit dialami oleh perempuan, terutama setelah pubertas, dan pada mereka yang kegemukan (obesitas).

Stretchmarks dan selulit adalah dua hal yang berbeda. Stretchmarks muncul akibat kulit yang meregang dalam tempo singkat. Stretchmarks juga ditandai dengan adanya guratan atau garis merah keunguan pada permukaan kulit akibat peregangan sehingga kulit kehilangan elastisitasnya. Lama-kelamaan warna tersebut akan memudar menjadi garis-garis putih.

Sedangkan selulit adalah istilah bagi kulit yang permukaannya tampak tidak rata seperti kulit jeruk (orange peel) atau jahitan kasur (mattress appearance). Kelainan ini terjadi akibat perubahan jaringan lemak dan predaran darah yang kemudian menimbulkan pengrasan (fibrosklrosis) jaringan ikat di kulit bagian dalam.


STRETCHMARKS

Stretchmarks kerap muncul di dinding perut, lengan atas, pinggul, paha, bokong dan payudara. Pada payudara sering kali munculnya ketika paudara kembali ke bentuk normal setelah mengalami peregangan yang besar pada masa hamil dan menyusui. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya stretchmarks, yakni :
  • secara statistik stretchmarks terjadi pada 90% wanita ras Kaukasia.
  • Derajat pengembangan perut selama hamil. Makin besar derajatnya, makin besar resikonya.
  • Berat badan ibu hamil yang meningkat secara drastis/berlebihan.
  • Riwayat keluarga. Faktor gentik turunan mempengaruhi kemunculan stretchmarks. Jadi tidak perlu heran, bila ada sebagian ibu hamil yang 'sukses' tidak mengalami strechmarks.
  • Perubahan hormonal (estradiols, adrenocorticosteroids, relaxin).

Semua faktor baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi elastisitas kulit, yakni saat terjadi peregangan kulit semasa kehamilan.

Nah untuk mencegah terjadinya stretchmarks semasa kehamilan langkah utama yang harus dilakukan adalah memperbaiki elastisitas kulit. Begini caranya :
  1. Oleskan pelembab.
    Mengoleskan pelembab 2 kali sehari segera sesudah mandi. Dahulu sering digunakan minyak zaitun/olive oil. Pada saat ini tersedia berbagai macam bahan pelembab yang cukup aman untuk digunakan oleh ibu hamil. Jenis pelembab yang lebih baru bahkan mengandung bahan-bahan yang mirip dengan apa yang ada di dalam kulit secara alami, misalnya natural moisturizing factors, ceramide, serta glycoprotein. Bahan-bahan ini pula yang sring dimasukkan ke dalam krim/lotion antistretchmarks.
  2. Senam hamil
    senam hamil berguna untuk mengencangkan otot, memperlancar aliran darah serta mnjaga kelenturan tubuh dan kulit. Olahraga renang dan jalan sehat juga memberikan manfaat yang sama.
  3. Gizi seimbang dan banyak minum air putih
    mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, mengurangi asupan lemak, memperbanyak konsumsi sayuran dan buah yang kaya akan antioksidan, serta minum air putih dapat menjaga kelembapan kulit.
    Namun bila stretchmarks tetap muncul dan mengganggu penampilan, setelah melahirkan bisa diatasi dengan :
    - Pemakaian krim yang mengandung tretinoin, alpha hydroxy acid (AHA) yang bertujuan untuk merangsang pembentukan kolagen baru, dan memperbaiki tekstur kulit. Tentunya untuk melaksanakan hal ini ibu perlu berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit.
    - tindakan laser dapat digunakan untuk menstimulasi produksi kolagen di dermis (lapisan tengah kulit).
    Kedua tindakan ini memberikan hasil yang baik pada stretchmarks yang masih berwarna merah-keunguan, namun efektivitasnya masih dipertanyakan untuk mengatasi strechtmarks yang sudah memudar menjadi berwarna putih.

SELULIT

Selulit bisa dikualifikasikan dari yang ringan (kulit terlihat seperti kulit jeruk saat dicubit saja) hingga derajat berat (kulit sudah tampak 'benjol-benjol' dan sudah mengubah bentuk tubuh). Selulit umumnya muncul dibagian-bagian tubuh yang kurang aktivitas, seperti paha, bokong, perut, pinggul, btis, dan lengan.

Untuk menghilangkannya lebih sulit karena selulit bukan sekadar timbunan lemak di bawah kulit. Solusi efektif untuk selulit yang sudah parah, mau tak mau adalah tindakan operatif.

Untuk itu prinsip lebih baik mencegah dari pada mengobati akan bijak kita terapkan di sini. Caranya? Ini dia yang dapat dilakukan.
  1. Makan dengan gizi seimbang
    mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan mengurangi lemak, sehingga dapat memperkecil kemungkinan penumpukan lemak di bawah kulit. Banyak mengonsumsi sayuran dan buah yang kaya akan antioksidan mampu meningkatkan kesehatan kulit.
  2. Olahraga teratur
    olahraga teratur dapat melancarkan oksigen dan peredarah darah, sehingga kulit dapat trjaga kelembaban dan elastisitasnya. Olahraga juga bermanfaat untuk membakar lemak sehingga dapat mengurangi lemak di tubuh.
  3. Mengontrol penambahan berat badan
    berat badan yang terkontrol dengan baik pertanda tubuh tidak memiliki cadangan lemak yang berlebihan, sehingga tidak ada penumpukan lemak di bawah kulit. Dengan begitu ibu pun terbebas dari selulit.

Selamat mencoba.

Sumber : Tabloid Nakita
              No.620/TH.XII/14-20 Februari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...