Selasa, 22 Februari 2011

Menangani Demam Anak

Jangan berlebihan, jangan pula menyepelekan. Bagaimana menyikapi demam secara tepat?

Mengapa suhu tubuh naik saat kita sakit? Kenaikan suhu tubuh yang disebut demam sebetulnya merupakan gejala umum dari sebuah penyakit, baik yang disebabkan oleh infeksi kuman, virus, jamur, atau penyakit noninfeksi seperti cacingan. Ketika tubuh mendeteksi adanya makhluk asing yang masuk, reaksi yang muncul adalah tubuh berusaha membasminya dengan cara meangaktifkan sistem imunitasnya. Efek yang kemudian timbul adalah demam. Kenaikan suhu tubuh diperlukan untuk membasmi kuman-kuman yang masuk ke dalam tubuh. Setiap orang tua paham, jika suhu tubuh anak meningkat, ini menandakan anak sedang terganggu kesehatannya. Wajar jika kemudian kita berusaha menurunkan dmam secepat mungkin. Selain itu, banyak orang tua khawatir demam tinggi yang dialami anaknya dapat mnyebabkan kejang demam. Suhu tubuh yang normal antara 36,5 hingga 37,5 derajat Celcius. Jika lebih dari itu, 38 derajat Celcius misalnya, maka suhu dikatakan tidak normal. Cara cepat mengukur suhu tubuh bagi awam adalah dengan menggunakan thrmometer yang diletakkan/dikepit di ketiak. Pilihlah termometer digital bukan yang air raksa sehingga kita bisa mudah membacanya. Cara ini dianggap paling efektif dibandingkan termometer lain seperti termometer lewat telinga. Cara menggunakannya tinggal tempelkan di ketiak anak lalu tunggu hingga termometer berbunyi..

Sementara penggunaan termometer telinga agak sulit mengingat anak kerap bergerak-gerak sehingga pemeriksaan tidak dapat dilakukan secara optimal. Misalnya, jika 'tembakan' termometer telinga tidak pas atau meleset maka suhu tubuh anak didapat tidak akurat.

Pada dasarnya, semakin tinggi suhu tubuh anak maka semakin efektif membunuh kuman, virus atau yang lainnya. Sebab mereka tidak tahan panas sehingga cepat mati. Jika suhu anak baru 38 derajat Celcius langsung diberi obat penurun panas maka yang diuntungkan adalah si kuman karena ia bisa lebih lama hidup. Karena itu banyak dokter tidak memberikan obat anti demam sebelum suhunya mencapai 38,5 derajat Clcius. Tujuannya, supaya suhu tubuh anak bisa ikut membantu membunuh kuman atau yang lainnya.

Tetapi kita pun tidak bisa gegabah, demam tetap harus ditanggapi dengan bijakdan ditangani dengan tepat. Sebab pada beberapa anak panas yang tinggi dikhawatirkan bisa bikin cacat. Ada kasus, anak mengalami panas tinggi kemudian ia jadi tidak bisa jalan. Biasanya hal ini karena infeksi terjadi di otak sehingga dapat merusak sistem persarafan. Biasanya infeksi yang terjadi di otak suhu tubuh anak bisa mencapai 42-43 derajat Celcius.

Pada anak yang punya riwayat kejang-kejang pun sebaiknya suhunya jangan dibiarkan tinggi. Sebab anak model ini sangat peka, panas sedikit kejang. Ada yang kejang di suhu 37,6 derajat Celcius, 38,39 bahkan ada yang kjang di suhu 40 lebih. Jika biasanya anak mengalami kejang di suhu 39 maka di suhu 38,5 harus diberi obat penurun panas karena obat perlu sekitar 1 jam untuk menurunkan suhu.

Demikian pula pada anak bayi dan balita. Jika mereka demam maka harus segera diberikan obat penurun demam. Jangan sampai melebihi 38,5 derajat Celcius. Karena anak usia ini biasanya sulit beristirahat. Pada bayi tubuhnya terasa tidak nyaman sehingga ia tidak mau tidur. Sementara pada anak balita biasanya kurang istirahat, lari sana lari sini, membuat daya tahan tubuhnya menurun sehingga penyakit bisa tambah parah. Dengan obat penurun panas biasanya anak akan lebih nyaman sehingga bisa beristirahat.


Melibatkan dokter

Sayangnya, masih banyak ketidaktepatan dalam menyikapi demam. Kalau tidak berlebihan, sebaliknya lamban merespons. Ditambah, masih banyak orang tua yang mengukur demam dengan hanya rabaan tangan, bukan menggunakan pengukur yang tepat. Asal tahu saja, demam tidak boleh dikira-kira dengan menempelkan tangan di kening anak. Bagaimana kalau suhu tangan ibu yang memegang dahi anak menurun karena baru keluar dari ruang bersuhu dingin atau habis memcuci piring? Ini jelas sudah mempengaruhi temperatur demam anak yang akan diukur.

Sebaliknya, kalau sudah jelas-jelas demam, tetapi penanganannya tidak cepat, hal ini sangat berisiko bagi anak. Bisa saja sebetulnya si anak sudah terkena gejala demam berdarah dengue (DBD). Telat penanganannya bisa terjadi syok dan jiwa anak bisa tak tertolong.


Bijak dan Tepat

menurunkan demam bisa dilakukan dengan pemberian obat penurun panas khusus anak-anak yang dijual bebas. Namun bacalah label dan petunjuknya dengan teliti. Pemberian obat bebas tanpa konsultasi dokter bertujuan mengantisipasi demam yang terus naik. Demam yang terlalu tinggi, selain tidak nyaman buat anak juga dikhawatirkan memicu kejang.

Jika panasnya tak kunjung turun, anak harus segera mendapatkan diagnosis dokter agar kalau terjangkit penyakit yang cukup berbahaya, penanganannya bisa dilakukan segera. Demam merupakan salah satu gejala penyakit infeksi, seperti DBD, tifus, diare, flu burung SARS, radang tonsil, dan lainnya.

Di tangan dokter, treatment terhadap demam pun sebenarnya bari bisa dikerjakan kalau sudah ada diagnosis. Tidak boleh ada penanganan tanpa diagnosis. Terlebih lagi, demam bisa saja disebabkan oleh lebih dari satu infeksi. Karnanya, tangani demam pada anak secara tepat. Tidak panik, tidak pula cuek.

Sumber : Tabloid Nakita
               No. 619/TH.XII/7-13 Februari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...