Senin, 21 Februari 2011

Bakteri Sakazakii


Beberapa waktu ini kita diresahkan oleh berita tentang susu formula yang ternyata terkontaminasi bakteri sakazakii, apalagi bagi ibu yang punya bayi ya, apalagi bayinya full susu formula karena ASInya bermasalah ya, pasti sangat bikin kuatir. Tapi, sebentar...don't be panic :-) ibu-ibu sebaiknya ngga usah ikut-ikutan sibuk mendemo Kementrian Kesehatan menyangkut tidak adanya pengumuman resmi mengenai susu formula merk apa saja yang terkontaminasi. Lebih baik kita mencari tau dulu apa itu bakteri sakazakii, dan bagaimana cara menghindarinya ;-) . Untuk itu, saya sudah baca-baca di Tabloid Nakita dan berikut kutipan artikelnya.

MENYIASATI ENTEROBACTER SAKAZAKII


Bakteri Enterobacter sakazakii bisa muncul pada setiap tahapan proses pembuatan susu. Berita baiknya, bakteri ini tidak tahan suhu panas yang tinggi.
 
Beberapa waktu berselang mencuat berita bahwa susu formula dan sejumlah makanan bayi yang beredar luar di Indonesia telah terkontaminasi Enterobacter sakazakii. Berita ini bersumber pada temuan Tim Penelitian Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (IPB). Menurut Dr. drh. Sri Estuningsih Msi., salah seorang peneliti seperti yang dimuat situs Center for Indonsia veterinary Analitical studies, sebanyak 22,73 persen susu formula (dari 22 sampel) dan 40 persen makanan bayi (dari 15 sampel) yang dipasarkan antar April-Juni 2006 positif terkontaminasi Enterobacter sakazakii. Sampel makanan dan susu formula yang diteliti berasal dari produk lokal.

Belakangan kasus ini kembali muncul seiring desakan Mahkamah Agung (MA) kepada Kementrian Kesehatan, BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), dan IPB (Institut Pertanian Bogor) untuk mengumumkan nama-nama produk yang tercemar. MA memang tlah memenangkan gugatan David M.L Tobing, pengacara yang memiliki 2 anak balita, yang mengaku resah dengan adanya hasil penelitian tersebut.


Dari Pabrik ke Konsumen
Enterobacter sakazakii adalah suatu kuman jenis gram negatif dari famili enterobacteriaeceae. Susu menjadi media pertumbuhan yang baik bagi bakteri, karena di dalamnya terdapat komponen biokimia yang juga diperlukan oleh bakteri tumbuh dan berkembang. Lalu, bagaimana bakteri ini sampai mengontaminasi susu? Menurut Dr. Ir. Ratih Dewanti Haryadi, Msc., ahli mikrobiologi pangan yang juga dosen di Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, bakteri ada dimana-mana. Jadi kemungkinan bakteri E. sakazakii sampai mengontaminasi susu terjadi selama proses pengolahan.

Proses atau tahapan pengolahan susu sangat banyak. Umumnya tahapan yang memiliki risiko tinggi adalah proses pengeringan dan proses pengemasan. Sedangkan proses proses pasteurisasi risikonya tergolong kecil karena proses ini dilakukan untuk mematikan mikroba yang terdapat pada susu.

Ratih mengingatkan bahwa proses pembuatan susu saat akan dikonsumsi pun tergolong berisiko. Misalnya, tangan yang kurang bersih atau peralatan yang digunakan kotor, baik itu sendok takar susunya maupun botol dan gelas yang digunakan. Tak ketinggalan, risiko juga mengintip pada air yang digunakan untuk mencampur susu. Jadi banyak faktor yang mungkin menyebabkan bakteri E. sakazakii mencemari susu yang dikonsumsi oleh bayi.



Angka Kejadian Kecil

E. sakazakii pertama kali ditemukan pada 1958 berkaitan dengan 78 kasus bayi yang terkena infeksi meningitis. Bakteri ini memang dapat menginfeksi segala usia tetapi resiko terbesar dihadapi oleh bayi.khususnya bayi masih berusia kurang dari 1 bulan, bayi lahir dengan berat badan rendah (kurang dar 2,5kg), bayi prematur, dan bayi yang lahir dari ibu dengan HIV/AIDS. Bayi yang terinfeksi E. sakazakii akan mengalami radang usus. Bakteri ini bisa menjalar sampai ke selaput otak.

Namun, tak perlu terlalu resah karena kejadiannya tergolong kecil. Mengacu pada data, selama 20 tahun terakhir, sampai dengan tahun 2007 lalu, hanya 60 bayi yang terinfeksi oleh bakteri ini diseluruh dunia.
Selanjutnya, langkah yang paling tepat adalah bertindak waspada. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menyiasati E. sakazakii agar tidak menginfeksi buah hati tercinta adalah dengan meningkatkan pengetahuan orang tua, perawat bayi, dan praktisi klinis lainnya.

Berikut ada beberapa langkah yang dapat dilakukan :
 
  1. Melakukan proses sterilisasi pada peralatan yang akan digunakan untuk menyeduh susu. Misalnya dengan memanaskan hingga 66 derajat celcius.selama 30 menit atau 72 derajat Celcius slama 15 menit. Bakteri tidak tahan panas yang tinggi.
  2. Mencuci tangan dengan baik dan benar sebelum menyeduh susu. Gunakan sabun dan air mengalir.
  3. Seduh dan berikan susu di tempat yang bersih. Tidak di sembarang tempat atau di tempat kotor.
  4. Cairkan susu dengan air bersuhu 70 derajat Celsius untuk mengeliminasi baktri E. sakazakii yang mungkin terdapat di dalam susu. Tak perlu takut kandungan vitamin dan mineralnya rusak, sebab kehilangan kandungan vitamin dan mineral pada susu oleh air bersuhu 70 derajat Celcius tidak trlalu significant. Bagi dua air untuk menyeduh susu, sebagian air yang bersuhu 70 derajat Celcius dan sisanya air dingin.
  5. Sajikan susu secukupnya untuk sekali minum.
  6. Minimalkan waktu kontak susu dengan udara kamar tidak lebih dari 4 jam. Setelah diseduh, segera berikan susu yang suhu airnya sudah siap minum kepada buah hati tercinta.
  7. Belilah produk susu secukupnya. Jangan tergiur oleh harga murah dan kemasan besar. Sebaiknya susu yang tlah dbuka kemasannya habis dikonsumsi dalam waktu paling lama 2 minggu.
  8. Simpanlah susu pada temperatur rendah agar tidak terjadi kontaminasi bakteri.

Jadi bagaimana ibu-ibu dan bapak-bapak sekalian? kekhawatirannya udah berkurang kan??? bahaya apapun yang mengancam buah hati kita, kita sendiri yang harus menjaganya ya... kalau Kementian Kesehatan belum juga mengumumkan produk susu formula, yah kita doakan semoga secepatnya diumumkan supaya kita tidak khawatir lagi membeli susu formula ya. Dan kalo menurut saya pribadi, tetep ya ASI adalah yang terbaik buat bayi kita, ngga ada deh tandingannya, susu formula paling mahal sekalipun ngga bisa ngalahin ASI :-)

Sumber : Tabloid Nakita
              Edisi No. 620/TH.XII/14-20 Februari 2011

Artikel yan berhubungan :
ASI Makanan Terbaik Bagi Bayi
Seluk Beluk Menyusui

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...