Selasa, 22 Februari 2011

Menghitung Masa Subur

Disebut masa subur karna inilah periode yang memungkinkan proses pembuahan terjadi.

Setiap perempuan biasa menandai masa suburnya dengan mencermati sinyal-sinyal yang dikeluarkan oleh tubuhnya sendiri. Ada beberapa cara untuk itu. Namun, ada juga cara memperkirakan masa subur berdasarkan perhitungan siklus haid. Mana yang terbaik? Semuanya tentu tergantung pada kebutuhan, kebiasaan dan kemampuan masing-masing individu. Jadi silahkan pilih yang sesuai kebutuhan pribadi anda masing-masing.

Sinyal Masa Subur
  1. Siklus menstruasi.
    Masa subur kebanyakan dihitung berdasarkan siklus mnstruasi. Selama siklusnya tratur, perhitungannya mudah, kok. Panjang siklus menstruasi yang normal bervariasi dari 21 sampai 35 hari. Sebagian perempuan memiliki siklus haid yang teratur atau jumlah hari dalam siklusnya sama dari waktu ke waktu. Sementara yang lainnya brvariasi, maju atau mundur bebrapa hari, sehingga tidak disarankan untuk memakai cara ini dalam memperkirakan masa suburnya. 

    Nah yang perlu dicermati, siklus menstruasi tidak berpedoman pada tanggal. Banyak yang beranggapan, bila menstruasinya jatuh pada tanggal 5, maka bulan berikutnya pun jatuh pada tanggal yang sama. Padahal yang dinamakan siklus mnstruasi yang teratur bukanlah ketepatan tanggal pada kalendr, melainkan ketepatan pada periode siklus. Kalau siklusnya 21 hari, maka jarak menuju hari pertama haid berikutnya pun 21 hari.

    Untuk lebih memudahkan pemahaman, pada tulisan ini akan digunakan siklus 28 hari. Normalnya, satu sel telur dilepaskan oleh indung telur pada hari ke 14 sebelum hari pertama menstruasi yang akan datang. Jadi bila siklusnya 28 hari maka masa suburnya akan jatuh pada hari ke 14 setelah hari pertama haid terakhir (28-14). Tapi pada siklus 21 hari maka masa suburnya jatuh pada hari ke 7 setelah setelah hari pertama haid terakhir (21-14).

    contoh, Myra memiliki siklus haid 28 hari. Hari pertama haidnya jatuh pada 29 januari. Berdasarkan siklus 28 harinya, tanggal menstruasi berikutnya diprkirakan jatuh pada tanggal 26 Februari. Dengan begitu masa suburnya terjadi pada 12 Februari (26-14 = 12). berhubung sperma mampu bertahan 2 sampai 3 hari dalam tubuh perempuan, sedangkan sel telur bertahan 1 hari, maka hubungan seksual yang dilakukan pada rentang waktu 2 hari sebelum masa subur (jadi pada contoh diatas adalah 24 Februari) sampai dengan 1 hari setelah masa subur 927 Februari) memungkinkan untuk menghasilkan pembuahan. Bagaimana jika Myra memiliki siklus haid 21 hari? Berdasarkan siklus itu, jika hari pertama haid terakhirnya jatuh pada 29 Januari, maka haid berikutnya trjadi pada 19 Februari. Kapan masa suburnya? 19-14 = 5, atau 5 Februari. Kapan hubungan seksual sebaiknya dilakukan kalau ingin mendapatkan kehamilan? Yaitu dalam periode sejak 2 hari sebelum tanggal 5 Februari hingga 1 hari setelahnya.

  2. Elastisitas lendir
    Lendir yang dikeluarkan dari mulut rahim dapat menjadi indikator masa subur. Caranya, raba vagina dengan ujung telunjuk dan ibu jari (pastikan jari-jemari brsih untuk mncgah terjadinya infeksi) lalu ambil lendir yang ada disana. Pada saat subur, dari vagina akan keluar cairan bening seperti putih telur sehingga terkesan basah. Cek elastisitas lendir dengan menjauhkan telunjuk dari ibu jari. Jika lendir tidak putus atau elastis, berarti saat itu sedang terjadi masa subur. Volume lenrid yang lebih banyak dan kekentalannya yang berbeda sebetulnya dapat juga dirasakan. Singkat kata, pada masa subur vagina biasanya terasa lebih basah. 

  3. Suhu basal tubuh
    peningkatan suhu tubuh menunjukkan adanya ovulasi. Peningkatan suhu ini menetap selama 3 hari. Peningkatannya berkisar 0,2 – 0,5 derajat Celcius. Suhu itu disebut suhu basal tubuh, yaitu suhu tubuh dalam kondisi istirahat penuh. Peningkatan suhu tubuh terjadi karna produksi hormon progesteron yang muncul segera setelah ovulasi. Pemeriksaan meliputi pengukuran suhu tubuh setiap pagi pada saat bangun tidur, dan dicatat pada suatu grafik khusus (bisa didapat dari dokter). Pengukuran biasanya dilakukan selama 3 bulan. Cara mengukur sendiri suhu basal tubuh :

    - Suhu diukur segera setelah bangun tidur sebelum bangkit dari tmpat tidur dan mlakukan aktivitas lainnya serta dilakukan lebih kurang pada waktu yang sama.
    - Letakkan ujung perak termometer di bawah lidah dengan bibir trtutup selama selama lebih kurang 5 menit. Jangan bangun dari tmpat tidur hingga selesai pengukuran.
    - Termometer sebaiknya dibrsihkan dengan kapas dan air dingin.
    - Grafik baru dimulai pada hari pertama menstruasi. Jika menstruasi mulai pada siang hari, hasil pengukuran pada pagi harinya dipindahkan pada grafik baru.
    - Segala sesuatu yang tidak biasa seperti demam, tidur larut, kondisi sedang stress sebaiknya dicatat.


Kemungkinan Hamil

Keberhasilan dari sebuah proses pembuahan dipengaruhi oleh banyak faktor. Baik dari pihak suami maupun istri. Dari pihak suami, seperti kualitas, jumlah, dan kecepatan sperma sangat menentukan keberhasilan pembuahan. Sedangkan dari pihak istri, kondisi sel telur, termasuk keshatan organ-organ reproduksinya turut memberikan pengaruh.

Khusus untuk kesehatan alat reproduksi ada beberapa penyakit yang bisa mempengaruhi, seperti endometriosis dan penyakit radang panggul. Untuk penyakit radang panggul yang mengakibatkan terjadinya penyempitan pada sel telur (biasanya ditandai dengan nyeri di bagian bawah atau nyeri saat berhubungan). Selain itu, keputihan yang berbau dan berwarna juga dapat menjadi pertanda telah terjadi peradangan.

Tak ketinggalan kondisi psikologis dri pasangan suami istri. Kondisi psikologis pasangan suami istri ini dapat didikelompokkan dalam penyebab yang tidak dapat dijelaskan atau tidak diketahui. Jumlahnya mencapai kurang lebih 20%. sebab, terkadang tanpa disadari tekanan pekerjaan atau lingkungan dapat menimbulkan stres yang tidak disadari dan pada akhirnya mempengaruhi keberhasilan pembuahan. Mengapa stres dapat mempengaruhi keberhasilan pembuahan? Karna, ketika stres, saluran telur menjadi menyempit. Kondisi ini tentunya dapat mmpengaruhi keberhasilan dari proses ovulasi atau pembuahan.
Untuk itu pasangan yang mngharapkan kehamilan hendaknya tidak hanya mencermati siklus menstruasi atau ciri-ciri masa subur, tetapi juga mengelola mentalnya agar dapat menghadapi segala sesuatu dengan positif.

Sumber : Tabloid Nakita
              No. 619/TH.XII/7-13 Februari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...